Ada Beberapa Hal Salah Nalar Masyarakat pada Science atau Ilmu Pengetahuan
Ilustrasi ilmu pengetahuan (Istimewa)

Oleh: Najamuddin SE *)

Masih sering salah nalar dan salah informasi dalam dunia science:

1. SALAH MENALAR ENERGI, ENERGI HANYA DILIHAT DARI KECEPATAN, TIDAK MEMPERHATIKAN BEBAN.
2. ADA YANG TIDAK BISA MEMBEDAKAN, ARUS DAN PASANG SURUT.
3. ADA YANG TIDAK PAHAM CARA BERPIKIR ILMIAH, MEREKA BERPIKIR INSTANS, SAWA’UN atau PANDIR, dan MITHOS atau TAHAYUL MENGAKU ILMIAH.
4. ADA YANG BELUM PAHAM TEORI DARWIN BELUM ADA, BELUM MEMENUHI SYARAT, UNTUK DISEBUT ADANYA TEORI DARWIN.

AD. 1 SALAH NALAR TENTANG ENERGI.

Energi itu adalah satuan yang terdiri atau berasal dari 3 unsur, yaitu berat (beban) dikali jarak perwaktu, sedangkan jarak perwaktu adalah kecepatan, jadi energi adalah satuan dari satuan jarak dikali berat beban, boleh dibalik berat dikali kecepatan.
Misalkan benda X, mempunyai kecepatan 1000 satuan dan berat (beban) yang mampu dibawa 10 satuan, maka energi benda X ini adalah: 10 X 1000 = 10.000 satuan energi.
Begitu pula benda Y, yang hanya mempunyai kecepatan hanya 10 satuan, tapi mampu membawa beban beratnya 1000 satuan berat, maka energi yang dimiliki oleh benda Y adalah 1000 x 10 = 10.000 satuan energi.
Jadi menyimpulkan energi hanya berdasarkan kecepatan adalah salah nalar.
Hal umum terjadi pada masyarakat baik orang awam maupun para sarjana, sering saya dengar ucapan dari intelektual yang salah nalar ini, :” WAH PAK KALAU LAMBAT SEKALI MANA ADA ENERGINYA…!”.
Dari perbandingan dua benda X dan Y di atas mari kita bandingkan lagi ada benda Z, yang kecepatannya hanya 0,1 satuan, tetapi mempunya berat beban sebesar 1.000.000. satuan, maka besar manakah energi benda Z, dibandingkan dengan benda X dan Y….???
Bagi yang cerdas dan berakal sehat pasti akan menjawab benda terbesar energinya adalah benda Z. yaitu sebesar 0,1 x 1.000.000 = 100.000 satuan energi.
Salah nalar terjadi karena menalar energi yang ilmu fisika tidak menggunakan ratio tapi menggunakan perasaan. (terucap oleh seorang pejabat di BPPT, :”RASA RASANYA GAK ADA POWERNYA,….PASANG SURUT ITU KAN LAMBAT SEKALI”…..!!!.

AD. 2 SALAH NALAR, TIDAK MEMBEDAKAN ANTARA ARUS DAN PASANG SURUT.
Pada permukaan air laut ada 3 macam gerakan yang masing masing berbeda arahnya, yaitu:
1. Gerak gelombang yang diagonal,
2. Gerak arus yang horisontal,
3. Gerak pasang surut yang vertikal.
Setiap gerakan air laut ini mengandung energi berapapun kecepatannya, akan tetapi karena gerak pasang surut itu lambat sekali, dan masyarakat salah nalar tentang energi, karena menyikapi energi dengan perasaan (LAMBAT SEKALI MANA ADA POWERNYA).
Sehingga kalau gerak gelombang dan arus sudah banyak dimanfaatkan untuk pembangkit energi listrik, tetapi gerak pasang surut belum ada. Dan apa bila saya searching di google mengenai penggunaan PASANG SURUT, maka yang keluar adalah penggunaan energi arus…!!!
JADI APA TIDAK BISA MEMBEDAKAN GERAK ARUS DAN GERAK PASANG SURUT….???
Memang pasang surut dan arus sangat erat hubungannya, arus itu timbul akibat adanya pasang surut karena adanya perbedaan kecepatan antara samudra dan pantai dalam perjalanan naik turun air laut, maka dalam beberapa saat terjadi perbedaan ketinggian permukaan air laut sehingga terjadi arus aliran air mengalir dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah sampai permukaannya rata. Sedangkan pasang surut sendiri terjadi akibat bumi bulat berotasi pada porosnya dan air yang menghadap bulan ditarik gaya gravitasi bulan, berbeda dengan gelombang yang terjadi akibat angin.

AD. 3 SALAH NALAR BERPIKIR, INSTANS MENGAKU ILMIAH.
berpikir itu adalah menangkap kebenaran menggunakan otak berpikir bisa disebut sebagai menjalankan akal,

Dalam praktek ada 3 pola pikir dan 3 metode berpikir manusia keduanya ada yang instan dan ada yang konstruktif.
3 metode berpikir, dilihat dari motivasi beraksi, yaitu:
1. Metode instan negatif thinking,
2. Metode hati hati positif thinking,
3. Metode cerdas konstruksi thinking.
Sedangkan 3 Pola pikir, dilihat alasan dan bukti, yaitu:
1. Pola pikir mythos dan tahayul,
2. Pola pikir PANDIR dan sawa’un,
3. Pola pikir konstruktif.
Pola pikir no. 1 dan no.2 dilaksanakan orang orang secara instan karena malas berpikir. Perbedaannya adalah kalau mythos dan tahayul orang percaya dan mengambil kesimpulan tanpa perlu bukti dan alasan yang benar, sedangkan pandir dan sawa’un berprinsip segala sesuatu nunggu terbukti baru percaya…
Sawa’un dan pandir ini selintas tampak cerdas,..tapi sesungguhnya bodoh malas mikir bahkan nyaris tidak berpikir.
Filsafat sawa’un yang nunggu terbukti baru sadar ini, dianut oleh kaum kafir Quraisy zaman jahiliah.
Makanya mereka itu (a an zartahum, am Lamtim zirhum la yukminun)
Kalau sawa’un tidak dapat memahami kebenaran agama, maka PANDIR tidak dapat memahami kebenaran ilmu pengetahuan, dengan filsafat segala sesuatu nunggu terbukti baru mengerti.
Dengan demikian orang PANDIR atau sawa’un tidak bisa diajak berpikir ilmiah yang konstruktif dimulai dari dugaan atau hipotesa, lalu menganalisa, lalu menyusunnya landasan teori, lalu pembuktian.
PANDIR dan sawa’un tidak bisa diajak membuat analisa, apalagi membuat landasan teori, karena bagi mereka buktikan dulu baru kalau sudah terbukti baru kami percaya.
Banyak saya temukan orang Indonesia yang berfilsafat model PANDIR dan sawa’un ini.

AD. 4 SALAH NALAR DENGAN TEORI DARWIN.
Ada dua status atau sifat berkenaan dengan kata percaya, bagi kita umat Islam wajib percaya akan adanya iblis dan jin, tetapi terlarang dan jangan sekali percaya kepada Iblis atau jin, jadi jelas adanya perbedaan antara percaya akan adanya, dengan mempercayainya.
Siapa yang tidak percaya akan adanya jin dan iblis maka dia sesat, dan yang mempercayai jin dan iblis maka dia lebih tersesat.
Berbeda dgn jin dan iblis, kalau TEORI DARWIN baik percaya adanya apalagi mempercayainya dua duanya kebodohan.
Hal ini terjadi bagi mereka masih salah nalar, dalam memahami berpikir secara ilmiah, yang konstruktif harus dimulai dari dugaan atau hipotesa, lalu dilanjutkan dengan analisa yang harus menghasilkan angka dan ukuran, kalau cocok maka dugaan menjadi landasan teori.
Nah kalau yang ada hanya dugaan dugaan atau hipotesa, tidak bisa ditindaklanjuti dengan analisa, maka tetap sebagai dugaan, tidak boleh menjadi landasan teori, jadi hanya ada dugaan DARWIN.
Belum ada teori Darwin.

CATATAN HAL SALAH NALAR.

Beberapa Hal salah nalar ini terungkap, waktu saya mensosialisasikan penemuan teknologi SESP. pembangkit energi listrik tenaga gravitasi yang memanfaatkan gerakan pasang surut air laut, banyak yang bereaksi, dengan mengatakan sudah banyak , padahal yang mereka garap adalah gerak gelombang (yang diagonal) dan gerak arus (yang horizontal) mereka menggarap gerakan arus yang terjadi akibat pasang surut.
sementara karena salah nalar dengan teori Darwin menganggap dalam science itu ada teori Darwin maka yang percaya science percaya kepada teori Darwin maka percaya manusia berasal dari kera, jadi ada yang seolah percaya manusia dari kera, sehingga mereka menganggap orang science percaya manusia berasal dari kera, sehingga mereka menolak kebenaran science, khawatir diajak percaya teori Darwin jadi percaya manusia asalnya dari kera,
Tidak mengerti cara berpikir ilmiah ini menjadikan mereka mengira luas bumi sebagai lantai sama dengan luas langit sebagai atap, dengan menerapkan perhitungan luas lantai rumah sama dengan luas plafon di atasnya.
Mereka ini kaum bumi datar hasil propaganda Samuel Santon pendiri FEC.
Pantes kaum bumi datar ngeyel pantang paham bahwa bumi ini bulat bola, mereka ngotot bagaimanapun caranya paham bumi datar harga matiiii. !!!
KALAU PAHAM BUMI BULAT TAKUT JADI ANAK KERA…..HA HA HA HA HA HA…!!!

Akhirul Kalam, semoga pengungkapan beberapa salah nalar ini bermanfaat, bagi umat, rakyat, dan bangsa Indonesia, yang mendapat amanat “kemerdekaan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa”.

*) Kepala Bidang Energi Yayasan Petranas Provinsi Lampung