
Oleh: Surya Guntur Alam
Ketua Yayasan Petranas Daerah Istimewa Yogyakarta
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Pendahuluan
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang telah menciptakan kita, memberi kehidupan, serta melimpahkan segala nikmat-Nya yang tak terhitung. Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan untuk bangun di waktu subuh, menikmati udara pagi yang segar, dan menyaksikan terbitnya matahari, yang menandakan awal dari hari baru. Ini adalah momen yang tepat untuk merenungkan betapa banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Nikmat Kesehatan dan Rezeki: Sebuah Perenungan
Sungguh, engkau berada dalam keadaan sehat dan bisa makan hari ini adalah nikmat yang luar biasa. Lihatlah, betapa banyak saudara-saudara kita yang diuji oleh Allah dengan sakit dan kelaparan. Mereka yang terbaring lemah di rumah sakit, yang untuk bernafas saja harus dibantu dengan selang oksigen, tidak bisa menikmati udara segar tanpa bantuan alat. Sementara kita, dengan segala kebebasan, menghirup udara setiap detiknya tanpa sedikit pun Allah pinta bayarannya.
Berapa banyak dari kita yang masih bisa menikmati makanan yang lezat dan bergizi setiap hari? Bandingkan dengan mereka yang harus mengais sisa makanan di tong sampah hanya untuk sekadar bertahan hidup. Terkadang, dalam rutinitas harian yang padat, kita lupa untuk mensyukuri nikmat yang satu ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”(QS. Ibrahim: 34)
Mengapa Kita Harus Bersyukur?
Rasa syukur adalah kunci kebahagiaan sejati. Dengan bersyukur, hati kita akan menjadi lebih tenang dan kita akan lebih menghargai setiap hal kecil yang kita miliki. Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.’”(QS. Ibrahim: 7)
Rasa syukur bukan hanya dengan lisan semata, tetapi juga dengan hati dan perbuatan. Seorang Muslim yang bersyukur akan senantiasa berusaha menggunakan nikmat yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya dalam ketaatan kepada-Nya. Misalnya, nikmat kesehatan bisa kita gunakan untuk memperbanyak ibadah, membantu sesama, dan melakukan aktivitas yang bermanfaat.
Menghadapi Ujian dengan Tawakal
Di sisi lain, ketika kita dihadapkan pada ujian dan kesulitan, jangan sampai kita larut dalam keputusasaan. Setiap ujian yang Allah berikan adalah bentuk kasih sayang-Nya kepada kita, agar kita kembali mengingat dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”(QS. Al-Ankabut: 2)
Ujian adalah tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. Dengan ujian, Allah membersihkan dosa-dosa kita, mengangkat derajat kita, dan memperkuat keimanan kita. Yang terpenting adalah kita tetap tawakal kepada Allah, yaitu menyerahkan segala urusan kepada-Nya setelah kita berusaha sebaik mungkin. Tawakal adalah wujud pengakuan kita bahwa tidak ada kekuatan dan daya selain dari Allah semata.
Penutup
Saudara-saudaraku, marilah kita bersama-sama merenungkan setiap nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Jangan biarkan rutinitas dan kesibukan duniawi membuat kita lupa untuk bersyukur. Sesungguhnya, nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita adalah nikmat iman dan Islam, yang akan membawa kita kepada kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Semoga Allah senantiasa menjadikan kita hamba-hamba yang pandai bersyukur dan tawakal, serta memberi kita kekuatan untuk menghadapi setiap ujian dengan penuh keikhlasan. Aamiin. []