
Lilik Hidayati, S. Pd
Pengurus Yayasan daerah Jawa Barat
Bismillahirrahmanirrahim
Sebelum membaca artikel ini, marilah kita awali dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat-Nya, seperti nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal’afiat, nikmat panjang umur, nikmat barakah, serta nikmat-nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya. Semoga kita selalu mensyukuri segala pemberian-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Salawat dan salam kita curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, semoga kita bisa mengambil contoh dan teladan dari beliau sebagai “Uswatun Hasanah”, serta menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga kita diberikan kemampuan oleh Allah SWT untuk taat melaksanakannya dengan teguh dan istiqomah hingga akhir hayat kita dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah memberi wahyu kepadaku, yaitu kamu sekalian hendaklah bersikap tawadhu, sehingga tidak ada seseorang yang bersikap sombong kepada yang lainnya, dan tidak ada seseorang yang menganiaya yang lain.” (Riwayat Muslim)
Sering kali terasa asing bagi kita jika harus belajar dengan guru-guru yang ilmunya mumpuni meskipun masih muda. Terkadang rasa malu dan gengsi menghalangi untuk belajar kepada guru yang lebih muda. Padahal, di zaman sekarang, perkembangan teknologi yang sangat cepat memberikan banyak media, seperti WhatsApp, YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, serta buku-buku referensi lainnya, yang jika digunakan dengan bijak dapat memberikan manfaat besar.
Setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT memiliki kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda, namun sering kali manusia lupa bahwa keterbatasan tersebut adalah bagian dari ciptaan-Nya. Baik dalam hal ilmu agama, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, matematika, geografi, biologi, sejarah, kimia, fisika, dan banyak cabang ilmu lainnya, semuanya membutuhkan proses belajar yang tidak pernah berhenti.
Dalam QS. Al-Hujurat: 13, Allah SWT berfirman:

“Wahai umat manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.” Ini menunjukkan bahwa setiap manusia tidak diwajibkan untuk menguasai semua cabang ilmu pengetahuan, tetapi diwajibkan untuk belajar sesuai dengan kemampuan dirinya masing-masing.
Hal yang terpenting adalah meskipun yang sedikit bisa dilaksanakan secara terus-menerus, kontinyu, dan istiqomah, itu akan mendatangkan pahala dan kebajikan. Semua itu semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Demikianlah artikel ini sebagai motivasi diri untuk bersemangat dalam bermajlis ilmu sebagai bekal amal shaleh kelak, untuk bertemu dengan Allah SWT dan ditempatkan di Jannah Firdaus dari semua pintu-pintu surga-Nya, tanpa hisab dan tanpa azab kubur. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin. []