Pancasila dan Tantangan Profesionalisme Medis di Era Modern
Ilustrasi tenaga medis (Istimewa)

Peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025

Oleh: Yayasan Petranas DIY

Tanggal 1 Juni adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, saat Pancasila dilahirkan sebagai dasar negara yang menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila, sebagai lima falsafah luhur, telah menjadi pilar utama yang menopang kejayaan bangsa sejak dirumuskannya oleh para pendiri bangsa pada tahun 1945. Nilai-nilai luhur seperti keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial telah mewarnai perjalanan bangsa ini dengan kegembiraan dan harapan.

Namun, pada peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 ini, kita dihadapkan pada sebuah realitas yang mengiris kalbu: krisis moral dan keadilan yang mengancam salah satu pilar penting bangsa, yaitu dunia medis.

Krisis Profesionalisme Medis dan Jiwa Pancasila

Dunia medis, yang seharusnya menjadi benteng terdepan dalam menjaga keselamatan jiwa dan kesehatan manusia, kini menghadapi tantangan berat. Para tenaga medis, guru-guru bangsa yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk ilmu dan kemanusiaan, harus berjuang melawan ketidakadilan. Kebenaran, yang menjadi inti dari profesionalisme medis, kini tidak lagi dihargai sebagaimana mestinya. Kejujuran layu, terinjak oleh kekuasaan yang mengesampingkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya yang telah bersumpah menjalankan tugas suci demi tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa dan demi kesembuhan pasien, kini harus menghadapi tekanan yang tidak manusiawi. Kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan dan kebenaran telah membelenggu semangat mereka. Kalbu kita teriris pedih menyaksikan wajah-wajah sendu para pahlawan medis yang terus berseru menuntut keadilan. Jiwa-jiwa muda, sebagai generasi penerus dunia medis, mulai menggeliat untuk mengurai belenggu ini, namun mereka membutuhkan dukungan yang nyata, bukan sekadar janji kosong.

Pada saat yang sama, kita menyaksikan para guru bangsa di bidang medis mulai menua. Seharusnya, momen ini menjadi waktu yang tepat untuk mewariskan ilmu kepada generasi muda yang penuh gairah. Pewarisan ilmu ini harus dilakukan dalam suasana yang mendukung, dengan menanamkan nilai-nilai keterampilan, kejujuran, kebenaran, keadilan, dan keimanan yang selaras dengan jiwa Pancasila. Namun, bagaimana hal ini dapat terwujud jika dunia medis masih dibekap oleh kekuasaan yang tidak berpihak pada rakyat?

Pertanyaan besar pun muncul: kepada siapa kami harus mengadu? Kepada menteri, hakim, atau presiden? Masa depan bangsa kini dipertaruhkan. Akankah kita membiarkan fondasi dunia medis yang suci ini runtuh tanpa upaya nyata? Ataukah kita hanya akan menunggu uluran tangan dari jiwa-jiwa yang bersih dan berkeadilan? Kapankah dan siapakah yang akan menjadi penyelamat bangsa ini di tengah krisis moral yang kian meruncing?

Harapan dan Seruan untuk Kembali kepada Jiwa Pancasila

Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2025 ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah momentum untuk merefleksikan sejauh mana kita telah menjalankan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Krisis dalam dunia medis yang kita saksikan hari ini adalah cerminan dari pudarnya keadilan dan kebenaran dalam kehidupan berbangsa.

Oleh karena itu, kami, Yayasan Petranas DIY, menyerukan kepada seluruh elemen bangsa—pemerintah, masyarakat, dan generasi muda—untuk kembali kepada jiwa Pancasila.

Mari kita dukung dunia medis dengan kebijakan yang adil, lingkungan yang mendukung, dan penghargaan terhadap kebenaran. Mari kita pastikan bahwa pewarisan ilmu kepada generasi muda di bidang medis dilakukan dengan penuh integritas, sehingga mereka dapat menjadi penerus yang menjunjung tinggi tanggung jawab kepada Tuhan, kemanusiaan, dan keadilan sosial. Masa depan bangsa ada di tangan kita bersama. Jangan biarkan nilai-nilai Pancasila hanya menjadi slogan, tetapi wujudkan dalam tindakan nyata demi kejayaan Indonesia yang abadi.

Yayasan Petranas DIY
1 Juni 2025