Pancasila: Fondasi Abadi Bangsa dan Peta Jalan Indonesia Emas 2045
Kamilah,S.Pd., ST., M.Pd.

Ditulis oleh : Kamilah, S.Pd., ST., M.Pd

Pemerhati Pendidikan, Guru, dan Penggerak Bela Negara

Pancasila adalah warisan luhur yang lahir dari perenungan mendalam para pendiri bangsa, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa. Secara Filosofis, Pancasila memuat nilai-nilai fundamental seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial. Secara Yuridis, ia menjadi sumber dari segala sumber hukum di Indonesia (sesuai UUD 1945 dan TAP MPR XVIII/1998), menegaskan posisinya sebagai pilar utama negara.

Tantangan dan Keniscayaan Membumikan Pancasila

Meskipun kokoh secara konsep, tantangan terbesar saat ini adalah pengamalan Pancasila yang masih bersifat seremonial. Kita menghadapi arus informasi global yang membawa nilai-nilai asing, berujung pada krisis moral seperti intoleransi, hedonisme, dan individualisme. Selain itu, praktik politik pragmatis yang minim musyawarah, penegakan hukum yang belum sepenuhnya adil, dan kesenjangan sosial-ekonomi memperparah keadaan. Hal ini berpotensi melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, namun rapuh moral dan materialistis tanpa jati diri.

Untuk mencapai Visi 2045 yaitu Indonesia yang kuat, berdaulat, adil, makmur, bermartabat, dan berkarakter Pancasila maka membumikan Pancasila adalah sebuah keniscayaan.

Pilar Utama Implementasi Menuju Generasi Emas 2045

Membumikan Pancasila tidak bisa ditawar lagi dan harus menjadi aksi nyata melalui empat pilar utama: Pendidikan Karakter, Politik & Hukum Berkeadilan, Ekonomi Gotong Royong, dan Partisipasi Generasi Muda.

1. Internalisasi melalui Pendidikan Karakter

Pertama adalah internalisasi Pancasila di sektor pendidikan, pemerintahan, sosial, dan ekonomi. Pendidikan karakter menjadi kunci utama. Tujuannya adalah membentuk Profil Pelajar Pancasila yang beriman, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Guru, keluarga, dan masyarakat harus menjadi teladan hidup Pancasila, misalnya melalui implementasi gotong royong di sekolah, musyawarah, dan penanaman kesadaran sosial. Hal ini menumbuhkan cinta tanah air, disiplin, tanggung jawab, dan integritas.

2. Penegakan Politik dan Hukum yang Berkeadilan

Di sektor politik, perlu diterapkan politik yang etis, berpihak pada rakyat, dan menjaga persatuan. Praktik-praktik seperti politik uang dan polarisasi harus dihapus. Di ranah hukum, penegakannya harus benar-benar berlandaskan keadilan sosial, tidak diskriminatif, dengan aparat yang menjunjung tinggi integritas. Penegakan hukum yang adil akan mengatasi tantangan ketidakadilan yang ada.

3. Memperkuat Ekonomi Gotong Royong

Ekonomi Pancasila adalah ekonomi kerakyatan. Ia menempatkan UMKM sebagai tulang punggung dan menghidupkan kembali peran koperasi. Pembangunan harus inklusif dan berkeadilan untuk menciptakan kesejahteraan yang merata. Ekonomi gotong royong ini menjadi salah satu kunci untuk mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi.

4. Partisipasi Aktif dan Inovatif Generasi Muda

Generasi Emas 2045 harus menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter. Mereka adalah ujung tombak yang harus kreatif, inovatif, namun tetap berakar pada Pancasila.

Aksi nyata membumikan Pancasila harus mencakup:

  • Pendidikan & pelatihan Bela Negara untuk membentuk karakter tangguh dan nasionalis.
  • Gerakan sosial berbasis gotong royong dan penguatan persatuan dalam keberagaman.
  • Memanfaatkan media digital untuk menyebarkan konten positif tentang persatuan, toleransi, dan nasionalisme.
  • Inovasi teknologi dan diplomasi budaya sebagai wujud partisipasi aktif di berbagai bidang.

Kesimpulan:

Membumikan Pancasila adalah tugas seluruh elemen bangsa. Dengan penguatan pendidikan karakter, penegakan politik dan hukum yang berkeadilan, pembangunan ekonomi gotong royong, dan partisipasi aktif generasi muda, kita dapat mengatasi tantangan moral dan sosial. Hanya dengan menjadikan Pancasila sebagai pilar hidup, kita dapat menyongsong Indonesia Emas 2045 yang berdaulat, adil, makmur, dan bermartabat.