
Iqra, September 12, 2024
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Di sebuah masjid, terdengar pengumuman, “Fulan telah wafat, berpulang ke rahmatullah.” Berita itu mengejutkan banyak orang. “Jam berapa meninggalnya? Baru kemarin kita sempat bertemu dan berbincang.” Banyak yang bertanya, “Sakit apa?” Rasa heran dan duka menyelimuti mereka.
Segera, tenda dan kursi pun dipersiapkan. Fulan terbujur kaku, kini disebut jenazah. Teman-temannya membaca Surah Yasin sebagai penghormatan terakhir. Beberapa duduk terdiam dalam kesedihan, sementara yang lain menuliskan nama Fulan di papan nisan. Di sudut jalan, bendera kuning berkibar, tanda duka menyelimuti rumah Fulan.
Orang-orang bertanya, “Jam berapa dimandikan? Dikafani? Disalatkan dan dimakamkan?” Kesibukan terlihat di mana-mana. Ribuan doa pengampunan dan permohonan kepada Allah SWT agar Fulan diterima di sisi-Nya memenuhi udara.
Jenazah Fulan disalatkan, dan keluarga yang ditinggalkan menyampaikan pesan: “Jika ada hutang atau urusan yang belum terselesaikan, mohon diselesaikan.” Kemudian, Fulan diantarkan ke pemakaman.
Setelah penguburan, sanak saudara, teman, dan kerabat kembali ke aktivitas masing-masing, meninggalkan Fulan dengan amal jariahnya, ilmu yang bermanfaat, serta doa anak-anak yang saleh dan salehah.
Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin. Kini Fulan berada di alam baqa. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Liqa’ Billah—pertemuan dengan Allah, Sang Maha Pencipta. (By Abi Pute)