
Oleh : Guntur Surya Alam
Ketua Petranas DIY
Permasalahan seks bebas di kalangan remaja telah menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi aspek kesehatan fisik, seperti peningkatan kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV, tetapi juga menimbulkan dampak sosial dan moral yang mendalam. Artikel ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan seks bebas di kalangan remaja, dengan penekanan pada peran keluarga, lingkungan sosial, dan dampak globalisasi.
Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Remaja
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perilaku remaja adalah pendidikan di tingkat keluarga. Dalam konteks ini, kegagalan keluarga dalam membentuk karakter dan moralitas anak seringkali menjadi akar permasalahan. Banyak orang tua yang terlalu fokus pada pencarian nafkah sehingga mengabaikan kebutuhan emosional dan spiritual anak. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian dan pengawasan terhadap perilaku anak, yang pada akhirnya berkontribusi pada perilaku negatif seperti seks bebas (Bandura, 1977).
Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua cenderung mencari pengakuan dan cinta di luar rumah, yang sering kali terwujud dalam bentuk hubungan seksual pranikah (Jessor & Jessor, 1977). Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan materi anak, tetapi juga memperhatikan kebutuhan emosional dan moral mereka.
Pengaruh Lingkungan Sosial dan Teknologi
Di era digital, akses terhadap informasi, termasuk konten yang berpotensi merusak moral, menjadi sangat mudah. Anak-anak dan remaja kini memiliki akses yang hampir tidak terbatas terhadap internet melalui gadget pribadi mereka. Hal ini membuat pengawasan orang tua menjadi lebih sulit dan memungkinkan mereka untuk terpapar pada konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipegang oleh keluarga (Livingstone, 2009).
Selain itu, arus utama budaya global, termasuk pengaruh LGBTQ+ yang semakin kuat, telah menciptakan tantangan tambahan bagi orang tua dan masyarakat dalam menjaga moralitas anak-anak mereka. Fenomena ini seringkali diperparah oleh media massa, seperti sinetron dan acara reality show, yang menampilkan tokoh-tokoh LGBTQ+ secara positif, yang dapat menimbulkan persepsi bahwa perilaku tersebut adalah hal yang biasa dan dapat diterima (Gross, 2001).
Kebijakan Pemerintah dan Peran Negara
Tanggung jawab dalam menangani masalah seks bebas di kalangan remaja tidak hanya berada di tangan keluarga, tetapi juga pemerintah. Pemerintah perlu mengambil langkah preventif dan preemptive melalui berbagai kebijakan, seperti intervensi terhadap konten media yang tidak sesuai, pemblokiran situs-situs berbahaya, dan penerapan kurikulum pendidikan seksual yang komprehensif mulai dari tingkat dasar (Kirby, 2007).
Namun, upaya ini harus dilakukan dengan bijaksana agar tidak menimbulkan persepsi bahwa negara melegalkan perilaku seks bebas. Sebaliknya, pemerintah harus berperan aktif dalam membangun kerangka moral yang kuat di masyarakat, termasuk melalui penguatan peran keluarga dan komunitas dalam mendidik anak-anak mereka.
Kesimpulan
Masalah seks bebas di kalangan remaja merupakan isu yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang holistik. Keluarga memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan moralitas anak, sementara pemerintah harus berperan dalam menyediakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral remaja. Dengan kerja sama yang erat antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah, diharapkan dapat mengurangi prevalensi seks bebas di kalangan remaja dan menciptakan generasi yang lebih bermoral dan sehat.
Referensi
– Bandura, A. (1977). *Social Learning Theory*. Prentice-Hall.
– Gross, L. (2001). *Up from Invisibility: Lesbians, Gay Men, and the Media in America*. Columbia University Press.
– Jessor, R., & Jessor, S. L. (1977). *Problem Behavior and Psychosocial Development: A Longitudinal Study of Youth*. Academic Press.
– Kirby, D. (2007). *Emerging Answers 2007: Research Findings on Programs to Reduce Teen Pregnancy and Sexually Transmitted Diseases*. National Campaign to Prevent Teen and Unplanned Pregnancy.
– Livingstone, S. (2009). *Children and the Internet: Great Expectations, Challenging Realities*. Polity. []